Wto Betting – Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Marsdya TNI Purn. Muhammad Syaugi mengatakan dukungan yang diberikan dari politikus senior eks Partai Demokrat menjadi pertanda baik bagi kemenangan paslon pengusung perubahan itu.
“Mudah-mudahan pertanda baik. Dengan adanya dukungan ini, maka dukungan terhadap AMIN semakin luas,” kata Syaugi di Jakarta, Rabu.
Syaugi mengatakan para politikus senior eks Partai Demokrat yang bergabung dengan Timnas AMIN menunjukkan adanya keinginan terhadap perubahan di Indonesia.
Perubahan itu, lanjutSyaugi, bukan berarti mengubah semua tatanan, tetapi mengubah dari yang kurang baik menjadi baik sekaligus mempertahankan dan meningkatkan yang sudah baik.
Menurut Syaugi, bergabungnyapara politikus senior itu menambah kekuatan paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam menghadapi Pilpres 2024.
“Karena memang pasukan terdepan pasangan AMIN ini adalah relawan, termasuk caleg-caleg partai,” kata Syaugi.
Dia memastikan Timnas AMIN masih membuka kesempatan kepada siapa pun yang ingin bergabung untuk memenangkan AMIN pada Pilpres 2024, karena dengan semakin banyak relawan maka kesempatan itu akan terbuka lebar.
“Kami menerima dengan tangan terbuka. Mudah-mudahan ini pertanda baik. Karena siapa pun yang ingin bergabung untuk menangkan pasangan ini kami terbuka,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah politikus senior eks Partai Demokrat yang tergabung pada Bintang Mercy Perubahan resmi masuk ke Timnas AMIN dan siap memenangkan paslon nomor urut 1 tersebut.
Presidium Bintang Mercy Perubahan Mohamad Sukri mengatakan bergabungnyapolitikus senior, yang terdiri atas pendiri, mantan pengurus, deklarator, dan juga mantan anggota DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kota ke Timnas AMIN itu karena mereka mempunyai visi dan misi sama, yaitu perubahan.
Sukrimengatakan ada tujuh perwakilan yang hadir di Posko Timnas AMIN, Jakarta Pusat, Rabu, untuk memberikan dukungannya kepada pasangan AMIN.
Perwakilan yang hadir itu ialahAhmad Thoriqdan Hencky Luntungan, M. Hasyim Husein, Ramadhan Pohan, Yus Sudarso, dan Anton Rivai.