Wto Betting – Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan hal wajar jika menggunakan pendengung atau buzzer, saat kontestasi politik di Indonesia, agar masyarakatbisa memilah kualitas tapi harus cerdas menghindari manipulasi“Buzzer diperlukan agar informasi terpilah, mana kandidat yang memang miliki kapasitas, mana yang tidak,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.Dia menjelaskan, buzzer dalam kerja politik era digital cukup wajar, tetapi akan merusak iklim demokrasi, jika buzzer lebih dominan hanya untuk memanipulasi reputasi kandidat.Secara teknis,Buzzer memungkinkan dimiliki oleh semua kelompok. Meskipun dalam kerja propaganda bisa berbeda fungsi, satu sisi untuk lakukan propaganda murni, satu sisi lain untuk kontra propaganda lawan.Hal itu disampaikan Dedi menanggapi pengakuan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, yang mengaku tidak pernah menggunakan jasa pendengung atau buzzer selama menjadi gubernur DKI Jakarta dan kontestasi politik.“Bisa saja Anies gunakan Buzzer untuk hadapi serangan lawan. Dan memungkinkan Anies tidak terlibat langsung, hal ini bisa dilihat bagaimana ketika Anies menjadi pemenang,” ungkapnya.Pengakuan Anies juga mulai diragukan warga Net. Salah satu akun yang meragukan Anies tidak punya buzzer adalah @nazreashe. Akun ini memosting komentar: Anis tuh kayaknya beneran punya stok buzzer gede banget deh, tiap kali liat komennya di sosmed, kayak konser buzzer.
Pewarta: Fauzi
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2023