Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks
Berita  

Mensos serahkan bantuan ATENSI untuk anak derita kelumpuhan di Sumbawa

Wto Betting – Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan secara langsung kepada Revan Solluh Maulana, anak berusia 11 tahun, yang mengalami Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) atau sebuah gangguan distrofi berat yang cukup langka, bertempat tinggal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Penyakit DMD, menyebabkan Revan mengalami pengecilan dan kelemahan pada ototnya, sehingga Mensos Risma dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Jumat, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada ayah Revan, Sopan Sopian, di Sentra Paramita Mataram.

banner 325x300

Bantuan yang diberikan berupa biaya operasional pengobatan selama di RSUD Sumbawa dan di Jakarta, bantuan nutrisi, perlengkapan sekolah, sepatu hingga alat bantu kursi roda anak. Bantuan yang diberikan tersebut senilai total Rp24.260.680.

Pada kesempatan yang sama, kitabisa.com juga menyerahkan hasil donasi dari orang-orang baik kepada ayah Revan. Donasi yang diberikan senilai Rp19,1 juta dari 1.214 donatur.

“Terima kasih kepada orang-orang baik di sana yang telah memberikan donasi ke kitabisa.com sehingga Dek Revan ini bisa dibantu pengobatan. Minimal bisa mengurangi bebannya,” kata Mensos.

Sopan Sopian tak mengira akan bertemu sosok yang belakangan membuatnya, terutama anaknya Revan punya semangat sembuh.

“Terima kasih, berkat bantuan ini saya bertemu Ibu Mensos. Selama jalani pengobatan di RSCM, kami dibantu akomodasi, makan dan transportasi selama pengobatan Revan di Jakarta, dari Sentra Handayani milik Kemensos,” kata Sopian.

Bagi Sopian yang merupakan seorang petani, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Kehidupannya semakin memprihatinkan melihat kondisi anak satu-satunya yang terbaring lemah, di saat anak seusia Revan tengah gemar bermain bola dan mencoba beragam olahraga lainnya.

“Kami pun bingung apa faktor penyebabnya. Penyakitnya timbul sedikit demi sedikit. Bermula dari perubahan jalannya saat usia 5 tahun, ia sering jinjit. Kami (orang tua) bukan tidak perhatian, kami kira hanya cara dia jalan saja, ternyata itu sebuah penyakit,” tuturnya.

Selain gejala itu, Revan juga sering terjatuh, sehingga semakin hari semakin lemah kondisinya. “Jadi 1 tahun belakangan ini dia lumpuh bagian bawahnya. Tidak bisa berjalan,” katanya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *