Wto Betting – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengunjungi pondok pesantren (Ponpes) Nur Antika di Desa Babakan, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten dalam rangka menghadiri dialog kebangsaan di daerah itu.
Pewarta ANTARA di lokasi, melaporkan Mahfud MD yang didampingi Staf Khusus (Stafsus) Menkopolhukam Imam Marsudi dan Rano Karno tiba sekitar pukul 20.13 WIB, dengan bertemu langsung pengasuh pondok pesantren Nur Antika KH Encep Subandi.
Selain itu, Mahfud juga bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan ulama dari wilayah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan informasi dari spanduk yang terpampang di panggung utama, Mahfud mengisi acara sebagai pembicara dalam dialog kebangsaan bertema “jaminan hukum terhadap dunia pesantren”.
Di hari ketiga pelaksanaan kampanye Capres/Cawapres, Mahfud diagendakan menghadiri sejumlah kegiatan yang diawali dengan menghadiri kegiatan Dies Natalis XXIV di Grand Ballroom Jiexpo.
Sebelum dialog dan menyampaikan orasinya di hadapan ratusan santri dan pengasuh Ponpes se-Tangerang Raya, Mahfud menyampaikan pesan terkait kepemimpinan dan ketatanegaraan berdasarkan ajaran Islam.
“Apabila tahun umat itu apa artinya di dalam ketatanegaraan kita nah sudah sekalian kalau kaum dahulu disebut kaum Quraisy lalu saudara Islam kaum Muslimin yang berkelompok. Lalu ada juga bangsa-bangsa Muslim bangsa Arab dan bangsa Muslim, kemudian ada suku atau kelompok orang yang biasanya punya kata tanah air,” ucapnya di Tangerang, Kamis.
Selain itu, dia juga mengajak kepada masyarakat untuk meneladani sifat mantan Presiden ke empat yaitu KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur baik dalam hubungan bernegara maupun keagamaan, demi mewujudkan persatuan bangsa.
Karena, lanjutnya, ada banyak teladan dari sosok tokoh nasional tersebut yang bisa dipetik. Dalam hubungan bernegara, Gus Dur adalah seorang pemimpin sejati yang cinta bangsa dan negara melalui demokrasi yang baik.
“Dalam hal ini saya tidak akan kampanye Pemilu, saya akan kampanye bagaimana negara itu dibangun dengan baik termasuk demokrasinya. Seperti dahulu Gus Dur itu ingin membangun bangsa yang demokrasi,” ujarnya.
Ia meminta umat Islam khusunya para santri agar bisa menjadi pemimpin yang amanah dan dapat menjaga demokrasi bangsa.
“Santir bisa masuk semua lewat demokrasi. Demokrasi seleksi kepemimpinan dilakukan oleh rakyat jadi bukan soal golongan, jadi saya berharap nanti calon pemimpin-pemimpin bisa menjaga itu,” kata dia.