Wto Betting – Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam sangat memperhatikan perkembangan Pemilu 2024 di Indonesia, kata Juru Bicara (Jubir) Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi.
“Presiden Singapura mengikuti perkembangan politik di Indonesia, bahkan hafal nama-nama kandidat Capres dan Cawapres yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024,” kata Masduki melalui Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Senin.
Situasi itu diketahui saat Presiden Tharman bertemu Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin di Istana Presiden Singapura, hari ini.
Agenda itu tersebut sekaligus menjadi kesempatan bagi Presiden Tharman untuk mengonfirmasi langsung mengenai kondisi politik Indonesia menjelang Pemilu 2024.
“Presiden Singapura juga tahu siapa saja kandidat yang akan masuk dalam kancah Pemilu Presiden di Indonesia, dia tahu kandidat Bapak Prabowo dan Bapak Gibran, dia juga tahu Bapak Ganjar dan Bapak Mahfud, disebut juga Bapak Anies dan Bapak Muhaimin Iskandar,” katanya.
Presiden Singapura mengonfirmasi secara langsung peluang tiga Capres tersebut dalam kontestasi Pilpres kepada Wapres Ma’ruf Amin, kata Masduki.
Mendapat pertanyaan tersebut, kata Jubir, Wapres pun menjawab bahwa seluruh kontestan Pilpres akan bertarung dengan baik dan Pemilu akan berjalan dengan lancar dan aman, sehingga tidak mengganggu terhadap kondisi stabilitas politik di dalam negeri.
“Tentunya juga tidak mengganggu terhadap hubungan Indonesia dengan tetangga-tetangga terdekat, termasuk Singapura,” katanya Masduki menambahkan.
Jubir mengatakan Presiden Singapura juga menanyakan terkait hubungan antaragama di Indonesia, termasuk perkembangan ormas Islam dalam 20 tahun terakhir dan potensinya ke depan.
Ia mengatakan, Wapres Ma’ruf optimistis seluruh pembinaan yang dilakukan oleh berbagai pihak, dalam hal ini Menteri Agama dan Kementerian Agama dalam menjaga hubungan antaragama sudah berjalan dengan baik.
Bahkan, sambung Jubir, tidak hanya dari sisi pemerintah, pelibatan masyarakat sipil dan ormas keagamaan dalam menjaga hubungan harmonis antarumat beragama juga terus dilakukan.
“Tidak hanya sifatnya state dan government yang melakukan itu, tapi juga adalah bagaimana agar yang terjadi di Indonesia itu bahwa civil society dan ormas-ormas juga sudah bekerja dengan baik seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan yang lain-lain, termasuk gereja-gereja semuanya dengan tokoh-tokohnya bisa melakukan dialog antaragama dengan baik,” katanya.