Wto Betting – Saat kontrak kerja sama antara Prima Pramac Racing dengan Ducati memasuki babak akhir di musim ini, rumor panas mengalir deras dari Yamaha.
Karena Pramac belum juga memberi kepastian terkait kelanjutan mereka bersama Si Merah Borgo Panigale, isu lain berkembang menyusul pendekatan yang dilakukan Yamaha belakangan ini.
Tim berlogo garpu tala tersebut sebelumnya dirumorkan mengincar tim balap Valentino Rossi, VR46 Racing Team yang sekarang disponsori Pertamina Enduro.
Namun, selaion VR46, ternyata Yamaha juga menyasar Pramac sebagai incaran mereka.
Pramac memicu isu liar tentang masa depan tim satelit Ducati itu sendiri karena beberapa sikap mereka yang cenderung masih diam.
Mereka tak juga menandatangani kelanjutan bersama Ducati serta merahasiakan ke manakan rekrutan anyar Ducati, Fermin Aldeguer, musim depan berlabuh.
Meski sumber internal menuturkan bahwa kemungkinan besar Pramac akan lanjut dengan Ducati dan Aldeguer akan ke Pramac, tetap ada beberapa keraguan yang muncul.
“Namun kami telah bersama Ducati selama bertahun-tahun dan kami sangat nyaman dan senang dengan kemitraan ini. Kami telah berbicara, kami telah sepakat dan, hampir 100%, kami akan terus bersama. Yang kurang hanyalah pengumumannya,” imbuhnya.
Sebab di satu sisi, ada asumsi muncul bahwa Paolo Campinoti selaku bos Prima Pramac ingin mengakhiri kerja sama bersama Ducati sampai akhir 2024 saja.
Melansir dari Paddock-GP, semua tidak lepas dari persoalan bisnis dan finansial.
Bahkan Campinoti juga telah terbuka menjalin komunikasi dengan pabrikan lain.
Termasuk Yamaha serta KTM yang juga mengincar tambahan tim satelit.
Yamaha sendiri telah menyicil persiapan memiliki garasi kedua untuk tim satelit pada musim depan.
Fabio Quartararo pun sudah mengkonfirmasinya meski tak bisa terlalu banyak membocorkannya.
“Sejauh yang saya tahu memang akan ada tim kedua Yamaha, tapi saya tidak bisa berbicara lebih dari itu,” ucap Juara Dunia 2021 itu.
Memiliki tim satelit menjadi harga mati bagi Yamaha jika ingin memulai kembali dominasi mereka yang telah hilang dalam dua musim terakhir.
Sebab tanpa tim satelit, data informasi mereka makin minim saat sedang harus berlari mengejar ketertinggalan pabrikan lain.
Namun kuncinya tetap satu, yakni mampu menyediakan motor kompetitif yang bisa menggiurkan untuk nama-nama besar yang berpotensi pindah tim.
Selain untuk mempertahankan Quartararo sendiri, Yamaha juga harus kerja keras untuk menyambut kemungkinan hadirnya Enea Bastianini atau Martin jika salah satu dari keduanya tak masuk skuad pabrikan Ducati di musim depan.
Langkah mati-matian Yamaha untuk mencari tim yang mau jadi mitra mereka sebagai tim satelit memang tak lepas dari hasil minor M1 mereka dalam dua musim terakhir.
Jika M1 tak bisa berbuat banyak di lintasan, makin minim pula minat tim lain untuk menjalin kerja sama.
Namun, pabrikan Iwata itu disebut-sebut berani merogoh kocek lebih dalam untuk mewujudkan ambisi mereka memiliki tim satelit lagi pada musim depan.
Ditambah iming-iming perubahan budaya kerja yang sekarang lebih ‘Eropa’ dengan mendatangkan sejumlah mantan insinyur Ducati, juga jadi tambahan tawaran untuk calon mitra mereka.