Wto Betting – Timnas Arab Saudi dan Korea Selatan bentrok dalam duel keenam di babak 16 besar Piala Asia 2023.
Pertarungan dua raksasa Asia tersaji di Stadion Education City, Al Rayyan, Selasa (30/1/2024) pukul 23.00 WIB.
Kehadiran para pelatih beken di balik kemudi masing-masing tim meningkatkan kadar gengsi partai ini.
Roberto Mancini (59 tahun) menyambut partai ke-12 sebagai pelatih Arab Saudi, sedangkan Juergen Klinsmann (59) siap melalui pertandingan ke-16 bareng Korea Selatan.
Dua sosok sebayaan ini terhitung legenda yang pernah terlibat benturan-benturan level top di masa lalu.
Sejarah duel mereka terbentang sejak 35 tahun silam yang dimulai dengan pertemuan di fase grup Piala Eropa 1988.
Mancini mencetak satu-satunya gol timnas Italia ke gawang Jerman, yang diperkuat Klinsmann, dalam laga berkesudahan imbang 1-1.
Di level klub, mereka kembali beradu nasib sebagai rival ketika Mancini menjadi ikon Sampdoria dan Klinsmann memimpin lini serang Inter Milan pada era 1990-an awal.
Pada 1997-1998, mereka berjumpa dengan seragam berbeda tatkala Klinsmann, yang uniknya pindah ke Sampdoria dan Mancini membela Lazio.
Total sebagai pesepak bola, mereka terlibat duel 8 kali dengan rekornya didominasi kemenangan Mancini (5 kali, Klinsmann 2).
Setelah banting setir menjadi pelatih, baru sekali mereka bertemu sebagai rival.
Momennya juga masih hangat dalam ingatan, yaitu pada laga persahabatan di St James’ Park, Newcastle, 12 September 2023.
Gol tunggal Cho Gue-sung membawa timnas Korsel asuhan Klinsmann mengalahkan Saudi-nya Mancini.
Kini pertemuan mereka untuk pertama kalinya terjadi di kancah kompetitif yang bisa berarti pertaruhan karier di timnas masing-masing.
Baik Saudi maupun Korsel mengusung target tinggi sebagai juara Piala Asia 2023.
Namun, sejauh ini kinerja Mancio dan Klinsi belum bisa dibilang sesuai ekspektasi.
Arab Saudi memang lolos ke 16 besar sebagai juara Grup F, tetapi dengan hasil tidak mengesankan.
Abdulrahman Ghareeb dkk hanya menang 2-1 atas Oman, 2-0 melawan musuh selevel Kirgistan, dan seri 0-0 dengan Thailand.
Adapun Klinsmann tak kalah berat tekanannya secara teknis maupun nonteknis.
Pemenang Piala Dunia 1990 bersama Jerman tersebut dimusuhi publik Korea Selatan lantaran performa meragukan dan sikapnya sebagai pelatih.
Taeguk Warriors hanya menempati peringkat kedua Grup E dengan raihan 5 poin dan rapor kebobolan terburuk ketiga sepanjang turnamen (6 kali).
Korsel menekuk Bahrain 3-1, serta ditahan Yordania 2-2 dan Malaysia 3-3.
Klinsmann dikritik paling deras oleh publik Negeri Ginseng sekelarnya melakoni partai terakhir.
Ia hanya tersenyum ketika menyaksikan timnya kebobolan gol ketiga Malaysia di ujung laga yang akhirnya menghancurkan kemenangan Korsel di depan mata.
Klinsmann dituding semringah karena skor imbang tersebut membuat Son Heung-min dkk terhindar dari lawan Jepang.
Namun, dia berkilah senyumannya merupakan respons kebingungan serta perasaan miris melihat timnya kebobolan 3 gol dan gagal menang walau sangat dominan.
“Biasanya dalam sepak bola, ini yang terjadi di menit terakhir kalau Anda tidak menghabisi lawan, maka Anda dihukum,” kata eks pelatih Bayern Muenchen dan timnas Jerman.
Klinsmann berharap pasukannya memperbaiki penampilan dalam partai hidup-mati melawan Saudi.
Bukan cuma mempertaruhkan target Korsel akhiri puasa gelar Piala Asia enam dekade lebih, hasil pertandingan ini bisa menentukan kelanjutan posisi Klinsmann.
Sementara bagi Mancini, kekalahan di fase ini juga dapat berakibat fatal di tengah ambisi besar Arab Saudi menjadi tim nomor satu Asia dalam perjalanan mereka menuju tuan rumah Piala Dunia 2034.
“Kami berhadapan satu sama lain beberapa tahun lalu di Italia. Dia striker yang sangat bagus dan sekarang pelatih yang sangat bagus,” ucap Mancini soal Klinsi.
“Dia memiliki banyak pengalaman dengan tim nasional dan klub. Dia sangat memahami sepak bola,” lanjut pelatih pemenang Euro 2020 bersama timnas Italia ini.
Respek serupa diutarakan Klinsmann tentang kolega yang cuma terpaut 4 bulan lebih muda darinya itu.
“Saya tak takut siapa pun, tapi sangat menghormati setiap lawan. Roberto melakukan pekerjaan fantastis. Anda bisa melihat sekarang ciri khas dia dalam timnya setelah 10 pertandingan,” kata pria yang pernah juga menjadi idola di Tottenham.