Wto Betting – Perusahaan minyak dan gas Malaysia, Petronas, mencatatkan penurunan kinerja keuangan di periode sembilan bulan 2023 akibat pengaruh penurunan harga energi yang sebagian diimbangi oleh peningkatan volume penjualan produk-produk utama.
Dari keterangan pers yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis, pendapatan Petronas pada sembilan bulan, hingga 30 September 2023 mencapai RM251,9 miliar (sekitar Rp837,9 triliun), turun sebesar RM17,5 miliar (sekitar Rp58,2 triliun) dibandingkan periode yang sama di 2022.
Hal itu terutama disebabkan oleh lebih rendahnya harga realisasi rata-rata untuk semua produk seiring dengan penurunan harga acuan, sebagian diimbangi oleh peningkatan volume penjualan untuk produk-produk utama serta dampak nilai tukar mata uang asing yang menguntungkan.
“Kinerja Petronas pada kuartal ketiga menunjukkan penerapan strategi transisi energi kami yang terfokus meskipun pasar energi bergejolak,” kata Presiden dan CEO Grup PETRONAS Tengku Muhammad Taufik.
Ia mengatakan perusahaannya terus berinvestasi kembali dengan disiplin pada bisnis inti dan bisnis baru mereka, menggandakan upaya untuk memastikan keamanan pasokan energi bagi Malaysia dan pelanggan di seluruh dunia.
Hingga saat ini, ia mengatakan Petronas berada di jalur yang tepat untuk mencapai pemanfaatan penuh investasi modal (CAPEX) sebesar 20 persen yang berkomitmen untuk mengintensifkan dekarbonisasi operasi perusahaan tersebut dan pertumbuhan bisnis baru.
Keuntungan setelah pajak (PAT) Petronas di sembilan bulan 2023 mencapai RM13,1 miliar (sekitar Rp43,57 triliun) pada kuartal tersebut dan Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) turun menjadi RM103,9 miliar (sekitar Rp345,6 triliun).
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (CFFO) Petronas pada periode yang sama mencapai RM76 miliar atau sekitar Rp252,8 triliun.
CAPEX mencapai RM34,3 miliar atau sekitar Rp114,1 triliun, terutama dikaitkan dengan proyek Hulu dan Gas. Sedangkan belanja modal dalam negeri meningkat sebesar 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama untuk investasi pada Proyek LNG Terapung Dekat Pantai Petronas di Sabah dan pengembangan Lapangan Gas Kasawari dan Fasilitas Penyerapan CO2 di Sarawak.
Total Aset meningkat menjadi RM752,2 miliar (sekitar Rp2.500,95 triliun) pada 30 September 2023 dibandingkan RM710,6 miliar (sekitar Rp2.362,6 triliun) pada 31 Desember 2022.
Sedangkan ekuitas pemegang saham meningkat menjadi RM432,4 miliar (sekitar Rp1.437,66 triliun) pada 30 September 2023 dari RM401,6 miliar (sekitar Rp1.335,2 triliun) pada 31 Desember 2022, terutama disebabkan oleh laba yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham dan dampak positif dari selisih kurs selama periode tersebut, yang sebagian diimbangi oleh dividen yang diumumkan kepada pemerintah.