Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks
Bisnis  

Orang bisa cegah “overthinking” dengan tidak terus fokus pada masalah

Wto Betting – Dokter spesialis kedokteran jiwa dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dr dr Natalia Widiasih Raharjanti, Sp.KJ(K), MPd.Ked, menuturkan orang-orang bisa mencegah overthinking atau memikirkan sesuatu berlebihan dengan tidak fokus pada masalah tetapi mencari solusi.

“Jangan fokus di masalah tetapi lihat apa sih masalahnya, apa solusinya. Tapi jangan mencoba mengubah sesuatu yang tidak bisa kita ubah,” tutur dia di Jakarta, Kamis.

banner 325x300

Natalia mencontohkan, mereka yang sudah secara genetik cenderung memiliki kadar kolesterol darah tinggi seperti orang dengan kelainan genetik hiperkolesterolemia familial, pertama-tama harus menerima kondisinya dulu.

Kemudian, berpikir cara agar kolesterol ini tidak menyebabkannya terkena masalah kesehatan semisal penyakit jantung koroner (PJK).

“Itu cara efektif untuk mengubah enggak jadi overthinking terhadap satu pikiran tertentu,” kata Natalia.

Natalia menjelaskan overthinking biasanya terjadi saat ada kecemasan atau pikiran berulang. Dia menyarankan orang yang berada dalam kondisi tersebut mendefinisikan apa yang sebenarnya dia pikirkan sesuatu yang nyata atau bukan.

Kalaupun itu nyata, pikirkan apakah bisa diubah atau tidak dan kalau tidak bisa diubah apa yang bisa dilakukan.

Natalia lalu memberikan kiat bagi mereka yang mengalami menopause agar mampu mengelola stres.

Dia menyarankan para wanita pertama-tama perlu menyadari bahwa menopause adalah fase yang dialami oleh hampir setiap perempuan, sehingga dalam menjalani fase ini, dia tidak sendiri.

Dia juga perlu menyadari bahwa ada orang-orang terdekat yang mampu mendukung kita. Selanjutnya, dia perlu mengenali dan menyayangi diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

“Jika kita ingin mengubah diri kita, kita dapat membuat target yang dapat dicapai dan sesuai dengan kapasitas kita saat ini,” kata Natalia.

Terakhir, sambung dia, para wanita dapat mencari bantuan tenaga kesehatan profesional seperti psikolog maupun psikiater jika terdapat kesulitan dalam menjalani fase menopause.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *