Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks
Bisnis  

Masyarakat diminta peka terhadap lingkungan cegah kekerasan gender

Wto Betting – Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyanimeminta masyarakat agar peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegahterjadinyakekerasan berbasis gender.

“Masyarakat hendaknyameningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender,” kata Andy Yentriyani dalam seminar daring bertajuk “Memahami Femisida sebagai Bentuk Kekerasan Gender Terhadap Perempuan”, di Jakarta, Selasa.

banner 325x300

Dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, kata dia,dapat menyikapi secara cepat dan tepat kekerasan berbasis gender, khususnya dalam relasi intim dan kekerasan seksual.

“Dengan masyarakat lebih peka terhadap lingkungan diharapkan dapat mencegah terjadinya femisida langsung maupun femisida tidak langsung,” katanya.

Ia menjelaskan femisida merupakan pembunuhan terhadap perempuan yang didorong oleh kebencian, dendam, penaklukan, penguasaan, dan pandangan terhadap perempuan sebagai barang kepemilikan sehingga boleh berbuat sesuka hatinya.

Femisida berbeda dari pembunuhan biasa karena femisida mengandung aspek ketidaksetaraan gender, dominasi, maupun agresi.

Dalam kesempatan tersebut, Andy Yentriyani mencontohkan kasus kematian Pendeta Flo atau Florensye Selvin Gaspersz di Maluku, yang tergolong bentuk femisida tidak langsung.

“Pendeta Flodikenali oleh lingkungannya sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suaminya sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa ini merupakan kasus pembunuhan,” katanya.

Andy Yentriyani menambahkan bahwa kekerasan yang dialami Flo menyebabkan dia tidak dapat menjalankan tugas pelayanan kepada jemaat sehingga Flo pun kehilangan mata pencaharian.

Dua hari sebelum Flo ditemukan meregang nyawa, menurut dia, suami Flo melakukan tindak penganiayaan fisik kepada Flo di depan masyarakat.

“Para pemuka masyarakat melaporkan tindakan suami Flo kepada kepolisian, tetapi tidak ada tindakan yang diambil dengan alasan bahwa laporan KDRT harus dilakukan oleh korban langsung,” katanya.

Kemudian intimidasi psikis dilakukan oleh suami Flo melalui percakapan pada aplikasi perpesananpada hari berikutnya.

“Ini menyebabkan pendeta perempuan tersebut mengurung diri sebelum keesokan harinya ditemukan tak bernyawa. Polisi melakukan penyelidikan lanjutan dan mengkonfirmasi bahwa ini adalah kasus bunuh diri,” kata Andy Yentriyani.

Sementara menurut Komnas Perempuan, kasus ini tergolong femisida tidak langsung karena jenis kekerasan dan dampak berbasis gender menjadi pemicu keputusan bunuh diri yang diambil oleh korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *