Wto Betting – Indonesia bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo bekerja sama dalam mengatasi deforestasi serta berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim global.
“Hari ini menandakan langkah maju dalam menjalin hubungan baik antara Indonesia, Brasil, dan Kongo. Negara dengan pohon tropis terbanyak di dunia, yang juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi dunia saat ini,” ujar Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir di Jakarta, Kamis.
Dia juga menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab.
Menurut Erick, hutan tropis merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk membantu terwujudnya keberlanjutan dalam isu pemanasan global saat ini. Hutan menyediakan ekosistem penting, daerah tangkapan air, dan jasa lingkungan.
“Pada saat yang sama, pemerintah menghadapi permasalahan hutan, termasuk perubahan iklim, pembalakan liar, kebakaran dunia, dan penggundulan hutan,” ucapnya.
Erick menyampaikan, Indonesia menempatkan pengelolaan hutan lestari sebagai salah satu fokus pembangunan. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan menekan kebakaran hutan dan lahan yang berkurang signifikan sebesar 82 persen.
“Dari 1,6 juta hektare pada 2019 menjadi 2.960 ribu hektare pada 2020. Deforestasi berkurang 75 persen. Ini angka terendah sejak 1990,” kata Erick.
Erick mengatakan hutan telah memberikan manfaat bagi 1,2 juta orang dengan sebaran hutan mencapai 6,3 juta hektare. Secara keseluruhan, kata Erick, telah ditanam lebih dari 270 juta mangrove di seluruh di Indonesia.
Hal tersebut, menurut dia, menjadi bukti konkret Indonesia berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan global.
Dia menilai Indonesia memerlukan kolaborasi internasional dengan Brasil dan Kongo.
“Saat G20 di Bali, Indonesia, Brasil, dan Kongo menandatangani pernyataan bersama untuk bekerja sama di bidang kehutanan. Kami optimistis negara lain akan mengikuti jejak ini karena Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral dengan negara-negara lain untuk melestarikan mangrove,” kata Erick.
Erick meyakini kekuatan hutan tropis untuk kemitraan iklim ini akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan di antara setiap anggota, negara, dan mitra lainnya sekaligus akan bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.