Wto Betting – Jeka Saragih mencatatkan kemenangan spektakuler atas petarung asal Brasil, Lucas Alexander pada UFC Vegas 82 yang digelar akhir pekan kemarin.
Atlet berusia 28 tahun itu berhasil membuktikan kepada orang yang meragukannya pada langkah pertamanya tampil di ajang MMA paling bergengsi di dunia itu.
Bagaimana tidak? kemampuan Jeka seakan masih jauh di bawah level petarung-petarung dari luar negeri jika melihat laga terakhirnya di final Road to UFC.
Jeka tak berdaya saat dikalahkan petarung India, Anshul Jubli lewat TKO pada ronde kedua.
Namun Jeka mendapatkan pelajaran bagaiamana ia menghadapi petarung yang memiliki postur lebih tinggi darinya.
Hal itu terlihat pada satu menit pertama Jeka melawan Alexander. Dia tahu bahwa lawannya memiliki jangkauan yang lebih panjang.
Jeka lebih banyak bertahan dan menunggu celah untuk melancarkan serangan. Dia bahkan sempat mendapatkan tendangan-tendangan dan satu pukulan uppercut yang cukup berbahaya.
Beruntung, Jeka mampu bertahan hingga kesalahan sendiri justru dilakukan Alexander saat melepaskan body kick terhadap eks juara kelas ringan One Pride MMA itu.
Alexander terjatuh dan berusaha bangkit, namun Jeka dengan insting petarung segera mengejar lawannya hingga berhasil mendaratkan satu pukulan telak yang membuat musuhnya ambruk lagi.
“Karena jangkauan tersebut. Saya tidak mau buru-buru seperti yang sudah-sudah. Saya tendang dia dan waktu saya lihat mukanya dia bereaksi. Kita juga harus pintar melihat reaksi muka lawan.”
“Kita harus cari celah. Tim corner bilang saya harus terus bergerak dan disiplin. Dia sih agresif, tetapi karena saya gerak dia jadi bingung juga. Jangan diam, lawan bisa baca serangan kita. Santai-santai cari celah.”
“Itu kan dia melakukan tendangan lalu saya blok dan dia terjatuh. Sebenarnya tidak perlu dipukul lagi sudah KO. Tetapi, dari pada dia hidup lagi kan kita pastikan dulu saja,” ujarnya.
Ya, Jeka mendaratkan setidaknya dua pukulan lagi setelah lawannya yang sebenarnya sudah tidak berdaya.
Banyak yang menganggap serangan Jeka tidak perlu dilakukan dan perlakukan itu sedikit tidak menghormati lawannya.
Namun Jeka memiliki pembelaan bahwa yang dilakukannya adalah normal-normal saja sebagai petarung dalam dunia MMA.
“Banyak yang bilang di Indonesia kalau saya harus menghormati lawan. Tetapi, di MMA tidak boleh seperti itu,” lanjut Jeka.
“Sebelum wasit menyetop pertarungan, kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus menyerang sampai lawan benar-benar tertidur.
“Walaupun sudah KO, kita tetap pukul saja. Kan ada wasit yang menilai,” ucap Jeka, yang mencetak kemenangan KO dalam tempo 91 detik.
Dengan hasil mengesankan itu, Jeka memiliki target yang lebih tinggi untuk menatap pertarungan selanjutnya.
Jeka dengan mentalitas sebagai petarung sejati berani mengharapkan hasil kemenangan sapu bersih pada empat pertarungan berikutnya sebagai kontrak awal dari UFC.
“Saya berharap dua atau minimal satu pertandingan (RED: tahun 2024), saya mau sapu bersih biar dapat kontrak lagi,” kata Jeka.
Jeka kemudian dengan elegan mengatakan bahwa dirinya datang bukan sebagai pecundang ke UFC.
“Saya harus bisa sapu bersih, empat pertarungan lagi di kontrak pertama saya di UFC,” ujar Jeka.
“Untuk lawan-lawan saya, kita datang bukan mau jadi pecundang, kita datang untuk jadi juara,” pungkasnya.