Wto Betting – Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono menyampaikan perseroan berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan setelah terjadinya disrupsi atau gangguan operasional pada akhir semester I-2023 lalu.
“Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester pertama kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini,” ujar Sudjono dalam Public Expose, di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, pembenahan tersebut mulai dari menjaga kualitas pembiayaan secara optimal, serta meningkatkan keamanan infrastruktur digital perseroan.
Pihaknya menargetkan tingkat pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) perseroan bisa mencapai kisaran 1,5 – 1,6 persen pada November dan Desember 2023.
Pada Oktober 2023, NPF perseroan tercatat sebesar 1,8 persen, atau turun dibandingkan sebelumnya 2,02 persen pada September 2023.
Sementara itu, pembiayaan baru BFI Finance tercatat senilai Rp14,45 miliar hingga kuartal III-2023, atau meningkat 5,3 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Mayoritas nilai pembiayaan baru sebesar 58,3 persen berasal dari pembiayaan berjaminan (refinancing) kendaraan roda empat yang memang merupakan core bisnis perusahaan,” ujar Sudjono.
Pertumbuhan pembiayaan baru BFIN mendorong peningkatan total pembiayaan bersih menjadi Rp20,5 triliun pada kuartal III-2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp17,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, total aset perseroan ikut terkerek 20,8 persen (yoy) menjadi senilai Rp24,16 triliun pada kuartal III-2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp21,91 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya,BFI Finance mengalami gangguan serangan siber sekitar Mei 2023 lalu yang cukup berimbas terhadap operasional perusahaan.
Sepanjang tahun 2023 ini, BFIN menargetkan pembiayaan baru perseroan dapat mencapai Rp20 triliun hingga Rp21 triliun pada akhir 2023.