Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks
Bisnis  

Antropolog Unand: Ketidaksetaraan akses jadi tantangan konservasi laut

Wto Betting – Antropolog Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Sumatera Barat Doktor Lucky Zamzami mengatakan ketidaksetaraan akses kepada nelayan tradisional menjadi salah satu tantangan dalam konservasi sumber daya kelautan di Indonesia.

“Sudah ada akses untuk nelayan tradisional tetapi belum adil,” katanya dalam diskusi “Kearifan Lokal dalam Konservasi Sumber Daya Kelautan sebagai Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia” di Jakarta, Selasa.

banner 325x300

Menurut dia, para nelayan tradisional di Indonesia masih menghadapi kendala dalam mengakses program-program pemerintah yang ditujukan bagi mereka.

Ia mengatakan akses yang seharusnya memudahkan partisipasi mereka dalam program-program konservasi sumber daya kelautan, belum sepenuhnya optimal dan memadai.

Dia mengatakan praktik penangkapan ikan yang berlebihan juga menjadi tantangan dalam menjaga laut di Indonesia.

Lucky yang jugaWakil Dekan I FISIP Unanditu, menegaskan penangkapan ikan yang berlebihan akan berdampak buruk pada ekosistem laut danberpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan.

“Overfishing sebuah tantangan yang berdampak buruk kepada nelayan dan ekosistem laut,” ujarnya.

Tantangan selanjutnya, kata dia, ketidakpastian dalam hukum pengawasan laut dalam menghadapi eksploitasi sumber daya laut.

Dia mengatakan ketidakpastian ituakan memunculkan kerentanan saat terjadi konflik karena kurangnya kejelasan kebijakan dari pemerintah.

“Karena ketidakpastian hukum saat ini menyebabkan masih adanya kelompok masyarakat, termasuk nelayan dari wilayah lain yang masuk ke perairan yang tidak sesuai dengan zonasinya,” katanya.

Lucky yang meraih gelar doktor pada Jurusan Antropologi Maritim Tokyo University of Marine Science and Technology itu, mengatakandegradasi terumbu karang juga memiliki potensi untuk mengancam ekosistem laut, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak buruksektor pariwisata maritim.

“Kalau ekosistem terumbu karang rusak, hasil tangkapan ikan nelayan juga akan berkurang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *