Wto Betting – Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) bersama Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki terus melakukan sosialisasi terkait Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan pada Februari tahun depan.
Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama mengatakan bahwa sosialisasi saat ini lebih fokus dan terarah menyesuaikan dengan metode yang akan dipilih oleh para WNI dalam pemilu nanti.
“Sosialisasinya harus sesuai dengan yang mereka butuhkan. Jadi ketika misalnya teman-teman memilih metode kotak suara keliling (KSK) maka sosialisasi fokus tentang KSK,” kata Rizal saat dihubungi ANTARA pada Selasa (5/11).
Pemungutan suara di Turki akan dilakukan pada Minggu, 11 Februari 2024, lebih awal dari pemungutan suara nasional pada Rabu, 14 Februari 2024.
Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Ankara mencatat terdapat 3.004 WNI yang terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024, dan PPLN Istanbul menetapkan DPT sebanyak 3.157, sehingga total DPT di Turki adalah 6.161 orang.
Para WNI di Turki bisa memberikan hak pilihnya melalui tiga cara, yakni mendatangi langsung tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN) yang akan ditempatkan di tiga kota di Turki, yakni Ankara, Sakarya, dan Istanbul, atau melalui kotak suara keliling (KSK) yang tersebar di beberapa wilayah yaitu Isparta, Antalya, İzmir, Eskişehir, Kütahya, dan Afyonkarahisardan.
Jika tidak dapat memberikan suara di TPSLN atau KSK, para pemilih bisa mengirimkan surat suaranya melalui pos ke PPLN. Pengiriman surat suara ke alamat para WNI dilakukan satu bulan sebelum jadwal pemungutan suara.
Menurut data PPLN Ankara, ada 942 orang yang memilih metode pos untuk pemungutan suara pada Pemilu 2024, 1.316 orang melalui TPS, dan 746 orang lewat KSK.
Meskipun proses pemilu di luar negeri dilaksanakan lebih awal dibandingkan dengan pemilu di dalam negeri, proses perhitungan dan rekapitulasi suara tetap dilakukan bersamaan dengan di Indonesia.
Rizal berharap Pemilu 2024 di Turki berjalan damai seperti pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya.
“Rata-rata pemilih di sini adalah mahasiswa dan pekerja, jadi kami berusaha sebaik mungkin untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, sepanjang sejarah, tidak ada (ricuh) karena jumlah pemilihnya relatif sedikit,” tuturnya.