Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks

Vaksinasi dan jaga jarak cegah mycoplasma pneumonia pada anak

Wto Betting – Dokter spesialis pulmonologi dan respirasi paru RS Permata Cibubur dr. Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P, mengatakan rutin vaksinasi dan jaga jarak dengan yang sakit menjadi dua cara untuk mencegah anak terinfeksi mycoplasma pneumonia.”Vaksinasi, menjaga jarak dengan orang yang sakit, tidak berpergian ketika sakit, datang ke dokter dan mendapatkan perawatan jika dibutuhkan,” tulis Januar dalam pesan singkat yang diterima ANTARA, Jumat.

Januar mengatakan mycoplasma pneumoniamenyebardari orang ke orang melalui dropletdi udaraketika seseorang batuk atau bersin.

banner 325x300

Secara umum, mycoplasma pneumoniatidak hanya menyerang anak-anak usia sekolah, namun, juga orang dewasa. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut, perlu diterapkankembali protokol kesehatan seperti memakai masker dengan ukuran yang sesuai atau tidak kebesaran.Menjaga ventilasi udara tetap baik dan makan makanan bergizi juga menjadi cara terbaik mencegah berbagai infeksi bakteri seperti mycoplasma pneumonia.

“Pastikan kembali kualitas ventilasi udara yang baik, cuci tangan dengan rutin, mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang,” kata Januar.

Mycoplasma pneumonia, tulis Januar, memiliki gejala yang hampir sama dengan COVID-19 yaitu infeksi yang menyerang sistem pernapasan yang mengakibatkan batuk, demam dan sesak nafas. Gejala itu juga bisa diperkuat dengan temuan abnormal saat melakukan rontgen dada dan pengambilan foto toraks.Januar juga mengatakan vaksinasi penguat COVID-19 yang masih tersedia sekarang tidak secara langsung berhubungan dengan pencegahan infeksi mycoplasma pneumonia.Sesuai arahan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala pneumonia oleh bakteri mycoplasmaumumnya lebih ringan dan dapat diobati dengan antibiotika.

Kementerian Kesehatan sedang menindaklanjuti enam laporan mycoplasmapneumonia di Jakarta dengan mengadakan penyelidikan epidemiologi untuk memutus penularan penyakit tersebut pada masyarakat. Enam kasus di Jakarta itu dialami oleh pasien dengan rentang usia 3 sampai 13 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *