Wto Betting – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku mengampanyekan kepada masyarakat untuk tidak mengucilkan para penyintas HIV/AIDS, dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia setiap 1 Desember.
“Jauhi virusnya dengan tidak/stop melakukan perilaku beresiko tinggi sehingga tidak terinfeksi virus HIV, tetapi jangan jauhi orangnya/penyintas HIV AIDS,” kata SekretarisKPA Maluku dr Sri Ananta di Ambon, Jumat.
Kampanye hari AIDS sedunia dipusatkan di lapangan merdeka Kota Ambon yang merupakan pusat keramaian di kota itu.
Tema HAS kali ini yaitu ‘bergerak bersama komunitas, akhiri AIDS 2030’ dengan menampilkan beragam kesenian dan kreativitas para penyintas HIV/AIDS seperti puisi dan lain sebagainya.
“Melalui kegiatan Malam Renungan AIDS Nasional sungguh sangat mengesankan karena melalui puisi, cerita inspiratif, testimoni oleh teman-teman penyintas HIV AIDS dan renungan oleh Ibu Pendeta Maureen menjadi penguat dan motivasi bagi teman-teman sesama penyintas HIV AIDS,” katanya.
Sri Ananta menjelaskan, di samping itu kegiatan tersebut juga dilakukan untuk kembali memberdayakan para penyintas HIV/AIDS dalam masyarakat dan keluarga serta bisa tetap memiliki keluarga yang sehat.
“Penyintas HIV/AIDS punya kesempatan dan peluang masa depan yang sama dengan masyarakat lainnya,” katanya.
Sementara itu saat ini di Kota Ambon stigma negatif tentang penyintas HIV AIDS sudah mulai berkurang, namun pada kabupaten lain di Maluku stigma tersebut masih sering dirasakan oleh para penyintas HIV/AIDS.
“Untuk mengurangi stigma harus lebih banyak kegiatan sosialisasi atau penyuluhan yang bisa disampaikan melalui petugas kesehatan di Puskesmas bagi masyarakat dengan memanfaatkan momen yang tepat, misalnya melalui majelis taklim atau pengajian, ibadah di gereja, hingga siswa SMP/SMA dan mahasiswa di perguruan tinggi,” kata Sri Ananta.
Yayasan Pelangi Maluku (YPM) menyebutkan, angka kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Ambon, Maluku kini mencapai 1.167 kasus.
Direktur Yayasan Pelangi Maluku Rosa Karamoy mengungkapkan, angka tersebut didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan perincian laki-laki sebanyak 750 kasus, dan perempuan 417 kasus.
Ia menjelaskan angka tersebut didasarkan pada beberapa faktor risiko yang berbeda-beda.Di antaranya, 440 kasus dari pasangan suami isteri, 380 kasus dari lelaki suka lelaki, 163 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks tidak langsung, dan 82 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks langsung.