Wto Betting – Kementerian PUPR melalui Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) mengungkapkan penerapan program pengolahan Sampah menjadi Energi atau Waste to Energy melaluitempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di IKN Nusantara dapat menghasilkan energi baru terbarukan.
“Kita menuju ke sana (Waste to Energy) secara bertahap, tujuannya memang nanti ke arah reuse, recycle dan Waste to Energy,” ujar Ketua Satgas (Kasatgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR)Danis Sumadilaga, di Jakarta, Kamis.
Pemanfaatan TPST dengan mengolah sampah menjadi energi baru terbarukan, kataDanis lagi, dilakukan secara bertahap mengingat volume sampah di IKN yang kemungkinan bertambah seiring pertumbuhan penduduknya.
Menurut dia, contoh pelaksanaan program Waste to Energy dengan memanfaatkan infrastruktur TPST ini sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Salah satu pelaksanaan program Waste to Energy melalui TPST di Cilacap, Jawa Tengah dengan menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk menghasilkan energi baru terbarukan (EBT)
“Jadi kita nanti melakukan reuse, recycle, termasuk Waste to Energy di IKN Nusantara,” kata Danis.
Kementerian PUPR menerapkan program pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan dari limbah sebagai sumber energi alternatif.
Pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala kawasan dinilai efektif untuk volume sampah yang tidak terlalu besar, sehingga pengurangan sampah dapat dilakukan mulai dari sumbernya.
Selain itu pengolahan sampah dengan program Waste to Energy diyakini jauh lebih baik dan efisien, karena tidak lagi memerlukan penambahan lahan sebagai penampungan sampah.
Hal itu juga sejalan dengan langkah Indonesia untuk terus meningkatkan penyediaan EBT yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Ketujuh, yakni menjamin akses terhadap energi baru dan berkelanjutan yang andal serta terjangkau bagi semua pihak.
Dengan memilih produksi listrik melalui infrastruktur-infrastruktur EBT, maka hal tersebut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-13 yakni mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.