Wto Betting – Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah membangun industri pupuk di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, karena dekat dengan suplai gas sebagai bahan bakunya.
Dalam rilis Kementerian ESDM, yang dikutip di Jakarta, Jumat, Presiden menjelaskan proyek industri pupuk itu menjadi bagian dari hilirisasi sektor energi dan sektor terkait lainnya yang bertujuan meningkatkan ekonomi wilayah dan memenuhi kebutuhan industri hilir domestik.
“Oleh sebab itu, setelah mendengar ada rencana ini, segera dieksekusi agar kawasan timur punya industri pupuk dan alasan dibangun di sini karena dekat dengan suplai gasnya,” jelas Jokowi saat peletakan batu pertama (groundbreaking) Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Kamis (23/11/2023).
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi antara lain Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Presiden Joko Widodo menyambut baik pembangunan tersebut agar kawasan timur Indonesia memiliki industri pupuk sendiri.
“Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, semuanya berada di kawasan barat negara kita Indonesia, yang kawasan timur belum ada sama sekali,” ujar Presiden.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan pasokan gas untuk Kawasan Industri Pupuk Fakfak akan dipasok dari Lapangan Gas Asap, Kido, Merah (AKM), yang juga segera dimulai pengembangannya di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Proyek AKM merupakan pendukung pengembangan petrokimia pertama di Indonesia bagian timur dengan suplai gas ke Pupuk Kaltim di Fakfak,” ujarnya.
Proyek AKM dioperasikan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) sebagai operator di Wilayah Kerja Kasuri dan telah memperoleh persetujuan revisi POD 1 pada Februari 2023 untuk mengembangkan Lapangan AKM, dengan reserve gas sebesar 2,6 TSCF.
Lapangan tersebut akan memproduksi cadangan gas (gross) sebesar 2.244,45 BSCF serta kondensat sebesar 5,4 MMSTB. Total nilai investasi proyek ini senilai 3,37 miliar dolar AS.
“Pengembangan Lapangan AKM ini diharapkan akan memberikan kontribusi secara langsung pada target produksi nasional sebesar satu juta barel di tahun 2030 dan penyerapan tenaga kerja lokal di Kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak pada masa konstruksi,” jelas Agus Cahyono.