Lenovo Legion Go vs Steam Deck
wtobetting.com – Dunia gaming handheld PC sedang memanas! Tahun 2025 menjadi saksi pertempuran sengit antara tiga raksasa: Lenovo Legion Go, Steam Deck OLED, dan ASUS ROG Ally. Ketiganya hadir dengan filosofi desain, kekuatan, dan target pasar yang berbeda. Bagi para gamer yang kebingungan memilih, artikel komparasi lengkap ini akan mengupas tuntas setiap aspek untuk membantu Anda menemukan pendamping gaming portabel yang sempurna.
Memahami Landasan Pertarungan: Bukan Lagi Soal “Yang Terbaik”
Persaingan di pasar handheld PC telah matang. Ini bukan lagi tentang mencari satu perangkat yang secara mutlak mengalahkan yang lain, melainkan tentang menemukan “alat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat”. Ketiga konsol ini telah berhasil tersegmentasi untuk melayani berbagai arketipe gamer, mirip dengan perdebatan klasik dalam membangun PC rakitan. Pilihan Anda akan bergantung pada prioritas: kinerja mentah versus nilai harga, platform terbuka versus pengalaman yang dioptimalkan, dan kegemaran mengutak-atik versus kenyamanan main langsung.
Perbedaan Kekuatan: Membongkar Hubungannya dengan Silikon
Inti dari perbedaan performa ketiga perangkat ini terletak pada chip System-on-a-Chip (SoC) yang mereka gunakan.
Lenovo Legion Go dan ASUS ROG Ally ditenagai oleh APU AMD Ryzen Z1 Extreme yang sangat perkasa. Chip ini dibangun di atas arsitektur terbaru, yaitu CPU Zen 4 dan GPU RDNA 3, yang memberikannya efisiensi dan daya pemrosesan grafis yang unggul.
Di sisi lain, Valve Steam Deck OLED masih mengandalkan APU kustom AMD yang berbasis pada arsitektur yang lebih tua, yaitu CPU Zen 2 dan GPU RDNA 2. Perbedaan generasi ini terlihat jelas dalam tolok ukur. Untuk game AAA yang menuntut seperti Cyberpunk 2077, perangkat dengan Z1 Extreme dapat menghasilkan lebih dari dua kali lipat frame rate pada pengaturan yang sama. Legion Go, misalnya, dengan mudah mencapai 61 fps, sementara Steam Deck bertahan di sekitar 28 fps.
Selain itu, baik Legion Go maupun ROG Ally menawarkan mode TDP (Thermal Design Power) yang lebih tinggi, hingga 30W, ketika dicolokkan ke sumber daya. Ini memungkinkan kedua perangkat mendorong kinerja ke level yang tidak dapat dicapai oleh Steam Deck, menjadikannya pilihan untuk mereka yang menginginkan performa setara PC desktop dalam genggaman.
Medan Perang Sesungguhnya: Perang Sistem Operasi
Jika perangkat keras adalah tubuhnya, maka sistem operasi adalah jiwanya. Di sinilah perbedaan paling mencolok dan menentukan terjadi.
Steam Deck OLED datang dengan SteamOS, sistem operasi berbasis Linux yang sangat dipoles dan dioptimalkan oleh Valve. Pengalamannya sangat mirip konsol: langsung main, fitur tidur/bangun instan yang sempurna, dan manajemen frame time yang luar biasa untuk kelancaran gameplay. Semuanya dirancang untuk kemudahan penggunaan. Namun, kekuatannya juga menjadi kelemahan terbesarnya. Basis Linux-nya berarti kompatibilitas game tidak seratus persen. Beberapa judul populer yang menggunakan anti-cheat tertentu atau yang eksklusif untuk launcher seperti PC Game Pass mungkin tidak dapat dijalankan tanpa usaha ekstra dari pengguna.
ROG Ally dan varian standar Legion Go menjalankan Windows 11. Ini adalah pedang bermata dua. Keuntungannya adalah kompatibilitas universal. Setiap game yang berjalan di PC Windows Anda akan berjalan di sini, termasuk akses penuh ke Xbox Game Pass, Epic Games Store, dan lainnya. Namun, Windows tidak dirancang untuk antarmuka layar sentuh pada layar kecil. Hasilnya adalah pengalaman pengguna yang sering kali kikuk, overhead sistem yang lebih tinggi (yang dapat mempengaruhi stabilitas frame rate dan daya tahan baterai), serta kebutuhan untuk berinteraksi dengan desktop tradisional.
Munculnya Lenovo Legion Go S dengan SteamOS adalah game changer. Varian ini menggabkan kekuatan terbaik dari kedua dunia: kinerja brutal Z1 Extreme dengan keunggulan pengalaman pengguna SteamOS. Banyak pengulas profesional kini menobatkannya sebagai raja baru dunia handheld, membuktikan bahwa perangkat lunak adalah faktor penentu yang lebih krusial daripada sekadar spesifikasi kertas.
Desain, Tampilan, dan Kenyamanan di Tangan
Setiap pabrikan mengadopsi pendekatan desain yang sangat berbeda, yang menarik bagi preferensi berbeda.
- Lenovo Legion Go adalah raksasa yang serbaguna. Fitur utamanya adalah layar IPS 8.8 inci yang sangat besar dengan resolusi QHD+ (2560×1600) dan refresh rate 144Hz. Yang lebih unik lagi, kontrolernya dapat dilepas seperti Nintendo Switch, dilengkapi dengan kickstand bawaan. Ia juga memiliki “Mode FPS” yang inovatif, mengubah kontroler kanan menjadi mouse vertikal untuk presisi dalam game tembak-menembak. Namun, semua fitur ini datang dengan konsekuensi: ia adalah perangkat terberat dan terbesar di antara ketiganya.
- ASUS ROG Ally memilih pendekatan yang lebih ringkas dan tradisional. Bobotnya lebih ringan dan nyaman digenggam untuk waktu lama. Layarnya adalah panel IPS 7 inci 1080p dengan refresh rate 120Hz. Keunggulan besarnya adalah adanya VRR (Variable Refresh Rate), fitur yang tidak dimiliki pesaingnya. VRR secara ajaib menghilangkan screen tearing dan stuttering ketika frame rate berfluktuasi, memberikan pengalaman visual yang lebih mulus.
- Steam Deck OLED unggul dalam kenyamanan ergonomis dan kualitas tampilan. Meski lebar, genggamannya diakui sebagai yang paling nyaman untuk sesi marathon. Layar OLED 7.4 inci-nya tak tertandingi dalam hal kedalaman warna, kontras, dan tingkat hitam yang sempurna, mendukung HDR. Fitur uniknya adalah trackpad ganda, yang sangat berguna untuk game strategi atau navigasi desktop, serta empat tombol belakang yang dapat dikustomisasi.
Verdict Akhir: Siapa yang Harus Anda Pilih?
Pilihan ini sepenuhnya bergantung pada kebutuhan dan profil Anda sebagai gamer.
- Pilih Lenovo Legion Go S (SteamOS) jika Anda adalah pengguna mahir yang menginginkan paket lengkap. Anda mengutamakan kinerja Z1 Extreme tertinggi yang dipadukan dengan layar besar dan refresh rate tinggi, serta pengalaman pengguna SteamOS yang mulus. Ini adalah investasi premium untuk pengalaman gaming handheld paling berdaya dan serbaguna.
- Pilih Steam Deck OLED jika Anda adalah gamer yang mencari kenyamanan dan nilai terbaik. Prioritas Anda adalah pengalaman “ambil dan main” yang sempurna, layar OLED yang memukau, daya tahan baterai yang solid, dan integrasi tanpa gesekan dengan library Steam Anda. Ini adalah konsol handheld sejati yang menghormati waktu dan uang Anda.
- Pilih ASUS ROG Ally X jika Anda adalah pengutak-atik sejati yang membutuhkan kompatibilitas mutlak. Anda ingin akses penuh ke Windows 11 untuk Game Pass, mods, atau software lain, dan sangat menghargai keunggulan teknologi VRR untuk gameplay yang ultra-mulus dalam faktor bentuk yang lebih ringkas.
Seorang analis industri game menyatakan, “Perkembangan pesat ini membuktikan bahwa pasar handheld PC bukan fenomena sementara, melainkan pilar baru dalam gaming. Konsumen yang diuntungkan karena setiap pabrikan terdorong untuk berinovasi, menawarkan spesialisasi yang lebih jelas alih-alih sekadar mengejar spesifikasi.”
Kesimpulan
Pertarungan antara Legion Go, Steam Deck OLED, dan ROG Ally adalah pertanda sehatnya industri gaming. Tidak ada jawaban mutlak tentang pemenangnya. Yang ada hanyalah pemenang untuk setiap jenis gamer. Apakah Anda penganut paham kinerja, penganut paham kenyamanan, atau penganut paham kompatibilitas, selalu ada sebuah mesin hebat yang siap menemani petualangan gaming Anda di mana pun.
Tinggalkan kebingungan Anda dan tentukan pilihan berdasarkan identitas gaming Anda. Pantau terus WTOBET untuk berita, analisis, dan rumor terbaru seputar dunia gaming handheld dan teknologi lainnya