Wto Betting – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Bengkulu mencatat, realisasi pendapatan negara di wilayah tersebut melalui bea cukai sebesar Rp7,81 miliar.
Kepala Kantor KPPBC Tipe Madya Pabean C Bengkulu, Koen Rachmanto menerangkan, Rp7,81 miliar tersebut terdiri dari bea masuk Rp12,66 juta dari target Rp11,51 juta dan bea keluar sebanyak Rp7,75 miliar dari target Rp6,49 miliar serta dari sektor cukai yaitu Rp48,73 juta.”Pendapatan negara melalui KPPBC Tipe Madya Pabean C Bengkulu sejak 1 Januari hingga 21 September 2023 telah mencapai Rp7,81 miliar,” kata dia di Kota Bengkulu, Kamis.Untuk bea masuk di Provinsi Bengkulu berasal dari pendaftaran identitas peralatan bergerak internasional (IMEI) handphone yang berasal dari luar negeri.Kemudian, terang Koen, bea keluar diterima dari aktivitas ekspor cangkang sawit dari masyarakat Bengkulu menuju sejumlah negara luar seperti Thailand dan Jepang.
Dengan naiknya realisasi pendapatan negara melalui KPPBC Bengkulu jika dibandingkan 2022 dengan periode yang sama yaitu Rp5,63 miliar yaitu adanya investasi masuk ke Provinsi Bengkulu.Lanjut dia, adanya perbaikan infrastruktur khususnya pelabuhan agar kegiatan ekspor di Bengkulu meningkatkan serta adanya. dukungan kuat dari pemerintah daerah”Sehingga komoditas utama di Bengkulu yaitu CPO turunannya dapat diekspor melalui Provinsi Bengkulu,” ujar Koen.Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang 2022, Bengkulu telah melakukan ekspor cangkang sawit sebanyak 51 ribu ton.Untuk nilai transaksi cangkang sawit mencapai Rp75,9 miliar, jumlah tersebut berasal dari terbitan surat keterangan asal atau (SKA) yang tercatat di Disperindag Provinsi Bengkulu.”Cangkang sawit ini digunakan sebagai bahan bakar boiler atau mesin turbin dan cangkang sawit ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur dan tidak menghasilkan gas,” terang Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu Yenita Syaiful.