Wto Betting – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo menyoroti pentingnya manajemen risiko penyelenggaraan olahraga balap menyusul adanya insiden balapan maut yang menewaskan pebalap road race Andi Supriady di Paser, Kalimantan Timur, Sabtu (9/12).
“Ya, saya kemarin melihat (beritanya) di media sosial dan saya belum tahu detailnya. Tapi untuk penyelenggaraan lomba balap seharusnya bisa dilihat, dicek, screening izinnya dan panitia penyelenggaranya. Apalagi ini Piala Bupati,” kata Menpora Dito saat ditemui di Jakarta, Selasa.
“Makanya kami sudah mengimbau selama ini kalau setiap penyelenggaraan yang memiliki risiko kecelakaan di pertandingan, dan memiliki jumlah massa yang banyak, secara lokal harus dilihat kesiapannya,” ujarnya menambahkan.
Sebelumnya ajang Bupati Paser Cup 2023 yang berlangsung di area Stadion Sadurengas, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menewaskan pembalap road race Andi Supriady.
Andi Supriady yang hendak bertanding di kelas bebek 2 tak 116 cc underbone open tengah menguji coba lintasan. Namun saat uji coba berlangsung, hujan deras disertai angin kencang melanda lokasi balapan. Kondisi cuaca tersebut membuat gerbang start/finish ambruk dan menimpa Andi.
Insiden tersebut juga melukai seorang lainnya yaitu Abdul Said yang saat ini masih mengalami perawatan intensif.
Karena itu, Menpora mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terkait perizinan dan penyelenggaraan kejuaraan balap lokal tersebut. “Karena yang namanya balapan, kecelakaan itu tidak ada yang tahu, ya,” kata Dito.
Terkait hal yang dapat dilakukan untuk mencegah insiden yang sama terulang kembali, Menpora Dito mengatakan para penyelenggara, khususnya untuk ajang olahraga balap, harus memperhatikan sejumlah detail yang bisa meminimalisir risiko kecelakaan.
Selain itu, penting pula bagi masyarakat untuk ikut andil dalam mengecek kredibilitas penyelenggara ajang olahraga terkait melalui layanan terpadu “Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event” yang tengah dikembangkan pemerintah.
“Ini sudah satu pintu di seluruh event olahraga dan seni dimana sedang dibuat sistem pelayanan terpadu yang melibatkan Kemenkomarves, Kemenparekraf dan Kepolisian RI. Jadi sudah bisa cek bagaimana kredibilitas penyelengaaranya,” kata Dito.