Gerbang Kesuksesan Anda
Beli Tema IniIndeks

Asosiasi nilai berkurangnya CPO di pasar global untungkan petani

Wto Betting – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apakasindo) menilai semakin sedikit jumlah CPO yang tersedia di pasar global, makaakan makin menguntungkan petani sawit, karena harga tandan buah segar menjadi terdongkrak.

“Jika semakin sedikit CPO yang tersedia di pasar global, maka akan naiklah harga CPO dan harga tandan buah segar kami akan terdongkrak. Indonesia merupakan produsen CPO terbesar, dan saat bersamaan Indonesia sebenarnya juga konsumen CPO terbesar di dunia. Jadi, kuncinya adalah serapan biodiesel domestik,” kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Apakasindo Gulat ME Manurung di Jakarta, Selasa.

banner 325x300

Gulat memaparkan total produksi CPO mencapai sekitar 47 juta ton pada 2022. Kemudian, dengan adanya program biodiesel B35, CPO yang terserap sebesar 13,15 juta ton dan berhasil membuat harga tandan buah segar petani lebih terjaga.

Apabila sebelumnya harga tandan buah segar hanya Rp1.200-Rp1.400 per kilogram, tetapi sejak B30 dan B35 harganya telah mencapai rerata Rp2.200-Rp2.800 per kilogram.

Berkurangnya ketersediaan CPO di pasar global, lanjutnya, juga bisa dimanfaatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mengoptimalkan produktivitas petani sawit melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR), yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dari 200-600 kilogram tandan buah segar/hektare/bulan dengan produksi CPO 2-2,5 ton per tahun menjadi 2,5-3,5 ton tandan buah segar/hektare/bulan dengan produksi CPO 6,5-9 ton per tahun.

Berdasarkan data BPDPKS, penyaluran dana alokasi PSR hingga 31 Oktober 2023 mencapai Rp8,51 triliun dengan peruntukan 134.770 pekebun dan luasan 306.486 hektare.

Sedangkan, potensi usulan yang saat ini terdaftar di dalam PSR daring adalah sebagian besar usulan berada di tingkat pekebun sebanyak 1.244 proposal untuk 52.624 pekebun dan luasan 113.130 hektare.

Kucuran dana BPDPKS diakui Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Subhan sangat bermanfaat untuk melakukan peremajaan tanaman sawit.

Sebagian besar petani menggunakan dana sebesar Rp30 juta per hektare tersebut untuk menebang batang kelapa sawit yang tidak produktif atau kelapa sawit yang tidak dilengkapi sertifikat resmi, pembelian dan penanaman kembali bibit kelapa sawit yang unggul, pembelian pupuk serta kebutuhan yang lain.

Sedangkan, Kepala Dinas Perkebunan Musi Banyuasin, Sumatra Selatan,Ahmad Toyibir menyatakan salah satu kunci sukses utama PSR adalah kelembagaan pekebun.

Menurutnya, kemauan kelembagaan pekebun sangat besar untuk melakukan peremajaan secara mandiri dan swadaya dengan modal pengalaman karena hasilnya juga diyakini bagus dan petani tidak kesulitan mencari offtaker tandan buah segar.

“Dengan kemauan yang besar beberapa kelembagaan pekebun yang tadinya tidak solid akhirnya mereka bersemangat kembali untuk bersatu. Dinas memberikan keyakinan dan pendampingan. Kalau tidak, maka kelembagaan akan begitu-begitu saja,” kata Ahmad.

Adapun untuk mempercepat realisasi dana PSR, BPDPKS menggandeng Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian. Kepala Divisi Pemungutan Biaya dan Iuran CPO BPDPKS Ahmad Munir menyatakan penyaluran dana BPDPKS untuk PSR dan sarana prasarana yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun, sehingga dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan.

Sejumlah upaya untuk percepatan PSR dilakukan melalui FGD bersama stakeholder pertanian, percepatan kegiatan perjanjian kerja sama, serta percepatan penyaluran dana PSR setelah rekomtek Ditjenbun diterima BPDPKS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *